Jumat, 05 Agustus 2011

KERAJAAN TARUMANEGARA

Bukti-bukti adanya kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang berasal
dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu
yang ditemukan lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nama-nama prasasti tersebut, simak dengan baik
penjelasannya berikut ini.

a. Prasasti Ciarunteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat
muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan
bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris kalimat yang ditulis dalam bentuk puisi
India. Dan di samping itu juga terdapat lukisan laba-laba serta sepasang telapak kaki
Raja Mulawarman yang diibaratkan kaki dewa Wisnu.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).
2. Di India, cap telapak kaki melambangkan kekuasaan sekaligus penghormatan sebagai
dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.
b. Prasasti Jambu atau prasasti Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan
bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya
memuji pemerintahan raja Mulawarman.
c. Prasasti Kebun Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang.
Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan
dengan tapak kaki gajah Airanata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
Dari tiga isi prasasti tersebut, tentunya Anda dapat membuat kesimpulan sendiri tentang
keberadaan kerajaan Tarumanegara. Untuk itu silahkan Anda isi tabel 2.2 berikut ini
dengan menggunakan lembar kertas atau buku tulis Anda.
d. Prasasti Muara Cianteun, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum
dapat dibaca.
e. Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiling, juga tertulis dalam aksara ikal
yang belum dapat dibaca.
f. Prasasti Cidanghiang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai
Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru
ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja
Purnawarman.
g. Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti
ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang
dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang
dapat diketahui dari prasasti tersebut.
1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab
yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati.
Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap
dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang
diduga sama dengan bulan Pebruari dan April.
3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh
Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
Demikianlah prasasti-prasasti peninggalan Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri.
Sumber dari Luar Negeri
Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Cina antara lain:
1. Berita Fa-Hien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan
bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Budha, yang
banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme.
2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan
dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang
utusaan dari To-lo-mo.
Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis
penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara.

Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik, kerajaan Tarumanegara diperkirakan muncul abad 5 M, hal ini
berdasarkan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yang dipergunakan oleh prasastiprasasti
tersebut. Dan raja yang berkuasa adalah Purnawarman.
Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa Barat dengan pusat
kekuasaannya di daerah Bogor.
Pada masa pemerintahan Purnawarman, Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya
dan telah menjalin hubungan diplomatik dengan Cina.
Dengan adanya hubungan diplomatik tersebut, berarti juga terjalin hubungan perdagangan
dan pelayaran antara Tarumanegara dengan Cina. Dengan demikian dapat diketahui
kehidupan ekonomi Tarumanegara tersebut.

Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Tarumanegara di samping utamakan bidang pertanian, pelayaran dan
perdagangan, juga perburuan dan perikanan mendapatkan perhatian. Hal ini dapat
dibuktikan melalui berita-berita tentang barang-barang perdagangan dari kerajaan
Tarumanegara. Barang-barang yang diperdagangkan antara lain: cula badak, gading
gajah dan kulit penyu. Barang tersebut diperoleh dari usaha perburuan dan perikanan.

Kehidupan Sosial
Dengan adanya kehidupan ekonomi yang kompleks tersebut, maka kehidupan sosial
masyarakatnya cukup baik, sehingga masing-masing golongan masyarakat yang ada
pada masa itu dapat saling bekerja sama dan tercipta jalinan kehidupan yang baik.

Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya dapatlah diperkirakan Tarumanegara sudah mengalami
kemajuan. Karena telah mengenal tulisan dan sudah menerima pengaruh asing serta
mengenal sistem kalender seperti yang tertera dalam prasasti Tugu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar